Fokuspers.com- Abdullah Habib, yang lebih dikenal dengan panggilan Mbah Habib, lahir di Jepara pada 30 Oktober 1937. Beliau merupakan putra ketiga dari lima bersaudara, lahir dari pasangan Kyai Toha dan Ibu Kamirah. Meski berasal dari keluarga kyai, orangtuanya juga menekuni profesi sebagai petani. Dalam kehidupan pribadinya, beliau menikah dengan Ibu Sulikha dan dikaruniai 11 anak, meski dua di antaranya telah berpulang ke rahmatullah.
Perjalanan pendidikan Mbah Habib dimulai di Pondok Pesantren Kudus, di mana beliau berguru kepada KH. Sya’roni Ahmadi. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Battokan, Kediri. Ayahnya sendiri, Kyai Toha, merupakan alumni Pesantren Tebuireng Jombang yang setelah pulang ke kampung halaman mendirikan Masjid Ni’man Nashir Raguklampitan. Setelah Kyai Toha wafat pada tahun 1962, Mbah Habib pulang dari pesantren untuk melanjutkan peran ayahnya sebagai tokoh agama di desanya.
Dalam pengabdiannya kepada masyarakat, Mbah Habib mendirikan majlis santri kilat yang diikuti warga dari berbagai desa termasuk Ngasem dan Geneng. Beliau juga berkontribusi besar dalam dunia pendidikan dengan menjadi salah satu pendiri sekaligus pengajar di MA Miftahul Huda Raguklampitan, angkatan pertama dan mengajar di Madrasah Diniyah. Keahlian beliau terutama dalam bidang fiqih dan tasawuf.
Sebagai seorang sufi, Mbah Habib dikenal dengan kesederhanaannya dan lebih mengutamakan kehidupan akhirat. Beliau sering membagikan pemberian dari jamaah atau masyarakat kepada yang membutuhkan. Meski demikian, beliau berpandangan modern dalam hal pendidikan, terbukti dengan memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk menempuh pendidikan formal. Tiga di antara putra-putrinya bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan hingga jenjang sarjana, dan salah satunya menjadi Kepala Sekolah di MA Miftahul Huda.
Dalam organisasi kemasyarakatan, Mbah Habib pernah menjabat sebagai Pembina Fatayat Muslimat dan Mustasyar NU pada tahun 2000. Pada tahun 1985, beliau memimpin renovasi masjid yang dahulu didirikan oleh ayahnya. Sepanjang hidupnya, Mbah Habib mengajarkan nilai-nilai penting kepada masyarakat dan keluarganya, terutama tentang pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan, hidup sederhana, dan membantu sesama tanpa membeda-bedakan. Ajaran dan teladan beliau dalam bidang fiqih dan tasawuf telah memberikan dampak yang mendalam bagi masyarakat sekitarnya.
Sumber: Wawancara dengan SYAKIRIN S.Pd. (Raguklampitan, 20/12/2024)
Oleh: Ika Putri Aprilia (Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Unisnu Jepara)