Jepara, Fokuspers.com — Sensasi rasa pedas dan manis dari kuliner khas Palembang, pempek, memang sulit dilupakan. Perpaduan adonan tapioka dengan daging ikan yang kenyal dan gurih, disiram dengan kuah cuko yang tajam serta menggigit, mampu membuat siapa pun yang mencobanya ingin kembali lagi.
Meskipun berasal dari Sumatera Selatan, kelezatan pempek telah menembus batas geografis dan menaklukkan selera para pencinta kuliner di berbagai penjuru Nusantara — termasuk di Jepara, Jawa Tengah. Di kota ini, Pempek Palembang Asnawi menjadi salah satu pilihan camilan jalanan (street food) yang digemari oleh berbagai kalangan.
Asnawi (43), sang penjual, telah menekuni usaha pempek sejak tahun 2006. Setiap hari, ia mangkal di dekat Bundaran Tugu KB, tepat di depan SDN 1 Panggang, Jepara. Lokasi tersebut tergolong strategis karena berada di pusat aktivitas pelajar. Tak heran bila sebagian besar pelanggannya berasal dari kalangan anak sekolah.
“Lapaknya dibuka mulai pukul 11 siang sampai pukul 8 malam. Rata-rata pembelinya ya anak-anak sekolah, karena memang dekat SD dan SMP,” ujarnya saat ditemui oleh tim Fokuspers.
Asnawi menuturkan bahwa para pelajar bukan hanya menjadi pelanggan setia, tetapi juga sekaligus menjadi media promosi yang efektif bagi usahanya.
“Anak-anak sekolah itu pelanggan setia saya. Mereka juga sering cerita ke teman-temannya. Jadi, dari mulut ke mulut, banyak yang jadi tahu,” ungkapnya saat diwawancarai di lokasi berjualan, Sabtu (26/4/2025).
Dengan harga yang ramah di kantong — mulai dari Rp3.000 hingga Rp5.000 per potong — pempek Asnawi menjadi camilan terjangkau yang tidak mengorbankan rasa. Di tengah maraknya kuliner modern, pempek sederhana ini tetap menjadi pilihan karena keaslian rasa dan konsistensi dalam penyajian.
Kehadiran Asnawi dan lapaknya memberikan warna tersendiri di tengah geliat kota kecil seperti Jepara. Ia membuktikan bahwa kuliner khas daerah lain pun dapat hidup dan berkembang di tempat yang jauh dari asalnya, selama dikelola dengan sepenuh hati dan disajikan dengan kualitas terbaik.
Santi (15), seorang pelajar dari SMP 3 Jepara, turut membagikan pengalamannya. Ia menyampaikan kesan positif tentang pempek yang dijual oleh Pak Asnawi.
“Pempek Pak Asnawi lezat, aroma ikannya terasa, kuah cukonya asam-manisnya pas, apalagi kalau disajikan panas-panas — enak pol rasanya! Harganya juga cocok buat kantong pelajar,” katanya antusias.
Tak hanya itu, Santi juga mengaku kerap membungkus pempek untuk keluarganya di rumah.
“Selain saya jajan sendiri, saya juga sering membungkuskan pempek ini untuk keluarga di rumah,” ujarnya dengan senyum.
Sementara itu, Narti (45), pelanggan setia asal Pecangaan, mengatakan bahwa dirinya sudah menjadi pelanggan sejak tahun 2011. Ia selalu menyempatkan diri mampir ke lapak Asnawi setiap kali berada di Jepara.
“Saya suka pempek Asnawi karena memang harganya murah. Dari dulu sampai sekarang enggak naik-naik. Porsinya banyak dan rasa khasnya tetap tidak berubah. Penjualnya juga ramah,” paparnya dengan penuh kesan.
Menurut Asnawi, konsistensi adalah kunci utama. Ia menjelaskan bahwa pempek yang disajikan tidak hanya mempertahankan kualitas rasa, tetapi juga bentuk dan porsinya tetap sama sejak awal berjualan.
“Walau murah, tapi kualitas rasa dan bahan tetap dijaga. Porsi juga enggak berkurang,” tuturnya sambil melayani pembeli yang silih berganti datang.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak masalah dengan keuntungan yang tidak besar, selama volume penjualan tetap tinggi.
“Bagi saya, untung sedikit enggak apa-apa. Yang penting bisa menjual dalam jumlah besar,” tambahnya.
Saat ini, Asnawi memiliki dua lapak utama: satu di depan SDN 1 Panggang dan satu lagi di depan SD Kanisius. Kedua lokasi tersebut mampu menjual sekitar 25 kilogram pempek per hari.
“Alhamdulillah, per hari kami bisa mendapatkan omzet sekitar Rp1.000.000. Usaha ini saya jalani bersama istri, tanpa karyawan, dari pagi hingga malam,” ungkapnya.
Tak hanya melayani pembeli harian, Asnawi juga membuka layanan pemesanan untuk acara khusus seperti pernikahan, ulang tahun, maupun hajatan lainnya.
