Saat ini, masyarakat Indonesia tengah dihadapkan dengan gencarnya penyuaraan pesta demokrasi atau pemilu serentak 2024 nanti. Pemilu kali ini tidak hanya memilih salah satu anggota legislatif atau capres dan cawapres saja, akan tetapi memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupatem/kota dan secara bersamaan juga memilih calon presiden beserta wakilnya.
Pemilu yang merupakan singkatan dari pemilihan umum merupakan suatu bentuk proses demokrasi rakyat untuk memilih calon yang dirasa pantas mewakili suara rakyat. Dalam pemilu warga atau masyarakat berhak menyampaikan dan menggunakan hak suaranya dengan bebas tanpa tekanan.
Meskipun demikian, masih terdapat tantangan struktural yang pelu diatasi untuk mempersiapkan pesta demokrasi 2024 nantinya, dimana media massa tentu akan sangat berpengaruh. Peran media sangat berarti bagi masyarakat dalam menentukan pilihan.
Untuk itu, wakil Menteri Komuikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nezar Patria meminta para awak media untuk menjaga netralitas dengan tidak condong pada pihak manapun dan tidak memberitakan informasi pemilu yang berkiblat pada sifat rasional. (Liputan6.com13/12/23).
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa media tentu berpengaruh dalam pemilu, karena melalui media masyarakat mencari dan mendapatkan informasi yang seharusnya bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya agar masyarakat tetap kondusif dengan tidak mudah percaya dengan berita bohong atau hoax.
Menurut Leksikon Komunikasi (Pradnya Paramita,1984), media massa adalah sarana penyampaian peran yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, Tv dan surat kabar. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat – alat yang digunakan masssa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38).
Baik media cetak maupun media elektronik yang sering diakses masyarakat seperti, Instragam, Facebook, Tweeter dan platform media sosial lainnya juga ikut berpengaruh banyak terhadap masyarakat dalam menentukan pilihan karena didalamnya terdapat gambar – gambar, video dan informasi yang dikemas dalam berbagai bentuk yang dapat dengan mudah diakses oleh semua penggunanya.
Pemilu seringkali diwarnai dengan hal – hal keliru. Tidak hanya melalui media online saja tetapi juga secara ofline, seperti hal-nya dengan beredarnya foto atau video yang ramai beredar di berbagai platform media sosial, salah satunya adalah Tiktok yang banyak diakses oleh berbagai kalangan, baik kalangan remaja maupun dewasa. Secara tidak sadar seringkali media sebenarnya kesalah satu pihak. Jika sebagai pengguna media kita tidak menjadi pengguna yang bijak tentu dengan mudah kita bisa terlena dan pada akhirnya keliru dalam menentukan pilihan.
Maka dari itu, tidak hanya netralitas media saja yang penting akan tetapi menjadi penikmat media, pemilik suara dan pemilih yang bijak juga menjadi hal yang sangat penting. Terima dan telaah informasi yang di dapat terlebih dahulu sebelum akhirnya percaya begitu saja dengan informasi yang ada menjadi cara yang tepat untuk para pemilih dan pemilik suara yang bijak di pemilu 2024.
Eka Putri Zuniawati
Mahasiswi Kominikasi dan Penyiaran Islam Unisnu Jepara