Jadug Trimulyo Ainul Amri, Pebisnis Sukses di Usia Muda

Kolom41 Dilihat
banner 468x60

Jadug Trimulyo Ainul Amri, Seorang pebisnis muda sukses yang mulai aktif di dunia politik. Jadug lahir di Jepara pada 22 April 1996 dan menyelesaikan pendidikan di jurusan Hubungan Internasional Universitas Diponegoro pada tahun 2018. Usia Jadug saat ini memang masih 28 tahun. Namun anak muda asal Desa Kaliombo Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara ini mempunyai mimpi besar untuk tanah kelahirannya.

Untuk mewujudkan mimpinya ia berniat maju dalam kontestasi Pilkada Jepara 2024. Sebelumnya, Jadug tak dapat kursi DPR RI di pemilu 2024 kemarin. Kemudian Jadug mencoba peruntungan dalam Pilkada serentak mendatang. Diketahui bahwa sebelumnya Jadug mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI Dapil 3 Jepara, Kudus, dan Demak. Namun dalam Pileg, Jadug gagal mendapatkan kursi. Ia lalu mengajukan diri untuk masuk dalam penjaringan Bakal Calon Bupati (Bacabup) periode 2024-2029 di DPC PPP Jepara. Setelah menelusuri berbagai dokumen persyaratan untuk mencalonkan diri untuk maju menjadi calon bupati Jepara 2024-2029, dengan bukti dukungan oleh 13 ketua PAC PPP yang turut menemani jadug untuk mengambil berkas pengajuan dokumen pencalonan. Akan tetapi dengan berbagai macam perundingan internal PPP, Jadug tidak berhasil mengantongi rekomendasi cabup jepara. Meskipun belum beruntung dalam dunia politik ia sukses dalam karir bisnisnya.

banner 336x280

Untuk sampai ke tahap hidup mapan dengan karir cemerlang seperti sekarang tak semudah membalik telapak tangan. Butuh beberapa proses dan tantangan yang ia harus lalui. Bermula di tahun 1998 setelah ayahnya memutuskan untuk berhenti menjabat sebagai sekretaris desa (carik) Jadug ikut ayahnya bekerja di Jakarta yang saat itu bekerja sebagai tukang parkir, Kepahitan kehidupan pun dirasakan Jadug di Jakarta. Mulai dari tidur beralaskan kardus di bawah jembatan Grogol hingga pinggir jalan pun sempat ia rasakan. Kehidupan yang keras itu dirasakannya sekitar lima tahunan. Kemudian ia kembali ke kampung halaman untuk menempuh Pendidikan sekolah dasar di Jepara dan berpisah dari kedua orang tuanya. Setelah ia menduduki kelas 6 SD ayahnya pun Kembali ke kampung halaman lalu mencalonkan diri sebagai kepala desa di desa Kaliombo. Salah satu hal yang dikenang Jadug saat proses pemilihan itu adalah banyak calon kades yang mundur saat tahu ayahnya ikut maju dalam Pilkades Kaliombo.

Ternyata keberuntungan berpihak kepada keluarga Jadug. Ayah Jadug terpilih menjadi kepala Desa Kaliombo. Awalnya, Jadug beranggapan jika ayahnya berstatus kepala desa, maka kehidupannya akan lebih sejahtera. Tapi ternyata fakta yang terjadi tak langsung seperti itu. Sebab seringkali, kebutuhan keluarga harus dikorbankan untuk kepentingan warga desa. Misalnya saat ia dapat beasiswa kuliah di Eropa yang merupakan keinginannya dari dulu. Tapi sayang, karena alasan ekonomi ia tidak mengambil beasiswa tersebut, karena meskipun beasiswa, untuk memenuhi kebutuhan kehidupan biaya hidup disana pun perlu biaya yang tidak cukup sedikit. Ia pun akhirnya memilih kuliah di Undip Semarang. Lagi-lagi karena alasan ekonomi, Jadug tetap harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Semasa menjadi mahasiswa, Jadug aktif sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro dan menjabat sebagai Presiden BEM pada 2017, Masa kuliah di Undip diselesaikan Jadug kurang dari 4 tahun dengan nilai yang cukup bagus.

Berbekal modal pengalaman semasa kuliahnya ia ke Jakarta. Di sana ia mendapat banyak tawaran pekerjaan dari alumni, ada yang BUMN, TNI Polri, TA DPR RI, bahkan perusahan milik alumni sendiri. Tapi Jadug memilih tawaran dari temannya untuk menggeluti dunia wirausaha. Rupanya pilihan ini justru menjadi jalan kesuksesan bagi Jadug. Alasan Jadug tertarik dengan wirausaha karena dulu waktu kuliah ia pernah memiliki warung dan karena pandemi Covid warung tersebut tutup, sekarang ia ingin mengembangkan potensinya di dunia wirausaha.

Waktu juga mengantarkan Jadug masuk ke PT. Sari Kreasi Boga Tbk (Kebab Baba Rafi). Ia sempat menjadi komisaris utama perusahaan ini. Saat menjabat komut itu, ia merasa bisa berkontribusi maksimal untuk memajukan perusahan. Hasil dari kerja kerasnya beserta team Kebab Baba Rafi bisa initial public offering (IPO) atau go-public . Ia juga mendapatkan Rekor MURI sebagai komisaris utama termuda di bursa efek muaralaba.

Kehidupan yang mapan dengan karier mentereng di usia muda ternyata tak membuat Jadug cepat berpuas diri. Ia masih terus belajar dan selalu mengembangkan diri. Dengan segala ketekunan dan usaha keras yang di lalu hingga menjadikannya sampai di puncak karirnya . Ia berharap para generasi saat ini tidak mudah untuk menyerah dan tetap terus berusaha untuk mendapatkan keinginan yang ingin dicapainya.

(Nurul)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *