Jazeri, Dari Karang Taruna ke Kursi Sekretaris Desa

Berita, Kolom36 Dilihat
banner 468x60

 Fokuspers.com- Di balik sosok tenangnya, Jazeri—nama panggilan akrab dari Eri—menyimpan cerita perjalanan hidup yang penuh dedikasi, baik di dunia pendidikan, birokrasi, maupun organisasi masyarakat. Lahir pada 1 November 1972, di sebuah desa di wilayah Kabupaten Jepara, Jazeri tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sejak dini.

Langkah awal pendidikan ditempuh di SD Negeri 4 Banjaran, dilanjutkan ke SMP 17 Bangsri, dan kemudian menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Muhammadiyah 1 Bangsri. Hasrat untuk terus belajar membawanya merantau ke Semarang, menempuh studi di IKIP (sekarang Universitas Negeri Semarang). Ia lulus pada tahun 1997 dengan gelar S1 di bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

banner 336x280

Sejak masa kuliah Jazeri telah aktif dalam kegiatan sosial. Ia tercatat sebagai pengurus Karang Taruna selama lima tahun. Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi pengurus Gerakan Pemuda dan aktif di ranting Nahdlatul Ulama (NU). Sebelum menjabat sebagai sekretaris desa, Pairi juga pernah menjadi sekretaris ranting Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di desanya. Namun, setelah menjadi aparatur pemerintah, ia memilih untuk melepas semua aktivitas politiknya demi menjaga netralitas sebagai pelayan publik.

Tak lama setelah menamatkan kuliahnya, Jazeri langsung diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia kemudian ditugaskan sebagai sekretaris desa di kampung halamannya, Desa Banjaran, oleh pemerintah kabupaten. jazeri telah menjabat sebagai carik desa dari tahun 1999. Penugasannya bukan semata hasil keberuntungan, melainkan buah dari perjalanan panjang di jalur pengabdian masyarakat.

Selama mengabdi di masyarakat, Jazeri tidak hanya menyandang tugas sebagai carik tetapi juga menjadi sosok orang tua bagi masyarakat sekitar. dalam pengabdiannya tentunya beliau memiliki berbagai pengalaman yang berkesan, seperti ketika beliau menjadi perantara antara suami istri yang ingin berpisah tetapi tidak jadi berpisah dikarenakan beliau mengingatkan tentang anak-anak mereka yang masih kecil.

Dalam masa pengabdiannya kepada desa  yang sudah berjalan hampir 20 tahun, Jazeri berharap Desa Banjaran dapat menjadi desa yang produktif, walaupun secara tingkat pendidikan Desa Banjaran masih tergolong lemah tetapi, Desa Banjaran memiliki SDM yang cukup melimpah. Dengan adanya SDM tersebut, Jazeri ingin mengembangkan jiwa produktif dalam diri masyarakat.

Sejak masa kuliah Jazeri telah aktif dalam kegiatan sosial. Ia tercatat sebagai pengurus Karang Taruna selama lima tahun. Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi pengurus Gerakan Pemuda dan aktif di ranting Nahdlatul Ulama (NU). Sebelum menjabat sebagai sekretaris desa, Pairi juga pernah menjadi sekretaris ranting Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di desanya. Namun, setelah menjadi aparatur pemerintah, ia memilih untuk melepas semua aktivitas politiknya demi menjaga netralitas sebagai pelayan publik.

Baginya, pengabdian bukan soal jabatan, melainkan komitmen. Komitmen untuk selalu hadir dan menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Sosok Jazeri adalah potret seorang birokrat desa yang tumbuh dari akar rumput, memahami warganya, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.

(Nayla Nur Isnaini, Mahasiswa Prodi Komunkasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara)

banner 336x280