Mayong, Fokuspers.com – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara Angkatan ke-18 berhasil menggelar seminar bertema “Anti Nikah Dini” yang berlangsung sore hari pada Rabu (29/1/2025) di MI Al Huda Pancur, Mayong. Seminar ini merupakan hasil kerja sama antara mahasiswa KKN Unisnu dan tiga ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang ada di Desa Pancur, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Kegiatan ini diadakan sebagai upaya untuk mengedukasi para pelajar dan remaja di Desa Pancur tentang bahaya nikah dini, serta pentingnya pemahaman tentang dampak psikologis, sosial, dan kesehatan yang bisa ditimbulkan. Peserta berasal dari berbagai kalangan, namun mayoritas adalah pelajar yang aktif di IPNU IPPNU dan memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial yang berkaitan dengan perkembangan remaja.
Pemateri dalam seminar ini adalah Cinta Aurellia Zulfaa, Duta Genre (Generasi Berencana) Kabupaten Jepara yang berkompeten dalam bidang kesehatan reproduksi dan pendidikan remaja. Dalam penyampaian materinya, Cinta Aurellia menekankan pentingnya perencanaan kehidupan yang matang, terutama terkait dengan usia pernikahan. Ia juga menjelaskan tentang hak-hak remaja untuk mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang luas sebelum memutuskan untuk menikah, serta bagaimana pernikahan dini dapat berdampak pada masa depan mereka.
“Pernikahan dini dapat menghambat pencapaian pendidikan dan karier, serta meningkatkan risiko kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dan mengedukasi diri serta orang lain mengenai pentingnya merencanakan masa depan yang lebih baik,” ujar Cinta Aurellia dalam penjelasannya.
Seminar ini mendapat respons positif dari para peserta. Setelah sesi penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menjadi ajang berbagi pengalaman dan memperkuat komitmen bersama untuk mencegah pernikahan dini.
Salah seorang peserta, Zaki Muhammad sekaligus ketua IPNU Ranting Pancur 1 mengatakan bahwa seminar ini sangat bermanfaat dan membuka wawasannya tentang dampak nikah dini.
“Saya jadi lebih paham bahwa menikah bukan hanya sekadar mengikuti tradisi atau tuntutan, tetapi juga harus melalui pertimbangan yang matang, baik dari segi fisik, mental, maupun sosial,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa Pancur, terutama generasi muda. Tim KKN Unisnu berharap bahwa melalui seminar ini, kesadaran tentang pentingnya perencanaan masa depan yang sehat dan bijak dapat terus berkembang di kalangan remaja, dan akhirnya menurunkan angka pernikahan dini di wilayah tersebut.
Dengan terselenggaranya seminar ini, diharapkan Desa Pancur dapat menjadi contoh dalam upaya pencegahan nikah dini, serta membangun generasi muda yang lebih siap dan berpendidikan untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan.