Tak Disangka, Kini Doktor : Kisah Inspiratif Ali As’ad, dari Musholla Desa ke Dunia Akademik

Berita, Kolom46 Dilihat
banner 468x60

Fokuspers.com- Ali As’ad mengawali perjalanan hidupnya sebagai seorang marbot musholla di Desa Tahunan, Jepara. Ia tumbuh sebagai anak petani desa yang hidup sederhana bersama kedua orang tuanya. Tidak memiliki pekerjaan tetap tidak menjadi alasan baginya untuk berhenti bermimpi. Justru dari titik itulah ia mulai menapaki perjalanan panjang hingga berhasil meraih gelar sarjana, magister, bahkan doktor. Dari marbot musholla, kini ia menjadi dosen tetap di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara.

Dalam proses hidupnya, membaca telah menjadi hobi yang membentuk jalan hidupnya. Kegemarannya membaca, terutama saat masih duduk di bangku kuliah, membawanya pada pengabdian yang berbeda: mendirikan dan membina program Bimbingan Membaca Kitab Kuning (BMK). Dari situ pula, Ali kemudian dikenal sebagai seorang kiai yang istiqamah membimbing masyarakat.

banner 336x280

Pria yang akrab disapa Ali ini menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda Ragu Klampitan Batealit dan lulus pada tahun 1985. Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Huda Ragu Klampitan dan lulus pada tahun 1988. Setelah itu, ia tidak langsung bekerja, melainkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Nalumsari, Jepara hingga tahun 1995. Ali juga memperdalam hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Roudlotul Faizin, Bawu, Batealit, Jepara pada tahun 1995–2002.

Ali lahir di Jepara, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Kecapi Karanganyar RT 06 RW 01, Kecamatan Tahunan, pada tanggal 25 Desember 1970. Ia adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara, putra dari pasangan H. Sutomo dan Hj. Munadhiroh. Sejak muda, ia telah memiliki panggilan hati untuk mengabdi di dunia pendidikan dan sosial keagamaan. Ia berprinsip untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Potensi dirinya mulai tampak ketika aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di desa, seperti memimpin tahlilan, khataman Al-Qur’an, hingga latihan berbicara di depan umum. Dari pengalaman menjadi marbot musholla dekat kampus, lahirlah keinginan kuat untuk menempuh pendidikan tinggi di Unisnu Jepara.

Ali akhirnya diterima kuliah di dua fakultas sekaligus: Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah, melalui program kuliah ganda dari pemerintah. Meski sempat diremehkan oleh saudara-saudaranya karena statusnya hanya seorang marbot, ia berhasil membuktikan kemampuannya dengan menyelesaikan kedua program studi tersebut pada tahun 2012. Di sela-sela kesibukan kampus, ia juga memprakarsai lahirnya program BMK yang hingga kini masih aktif dijalankannya.

Tahun 2012, Ali melanjutkan studi Magister Manajemen Pendidikan Islam di Pascasarjana Unisnu Jepara. Tiga tahun kemudian, pada 2015, ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik. Sebagai bentuk apresiasi, ia mendapat tawaran untuk mengabdi sebagai dosen di almamaternya.

Perjalanan pendidikannya tak berhenti di situ. Pada tahun 2019, ia melanjutkan studi doktoral di UIN Raden Mas Said, Surakarta. Meski terkendala biaya, ia tetap bertekad dan optimistis menyelesaikannya. Berkat ketekunan dan kegigihan, Ali berhasil meraih gelar doktor pada tahun 2022.

Kini, selain menjadi dosen tetap di Unisnu Jepara, ia juga menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren Ats-Tsuroya, Unisnu Jepara. Melalui perjalanannya, Ali membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk maju. Ia berpesan: “Ketika kita punya niat, ketekunan, dan rasa sungguh-sungguh, Tuhan pasti memberi jalan. Jangan pesimis dengan pekerjaan kita hari ini, yang penting fokus pada tujuan. Karena sejatinya, ketika kita bersungguh-sungguh, hasilnya tidak akan sia-sia.

 

(Achmad Nur Fakhri Zakariya, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara)

banner 336x280