Kiai Sudarso lahir di Jepara pada tanggal 25 Januari 1938. Beliau adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Mbah Sariyo dan Mbah Resimah. Sejak kecil, beliau dikenal sebagai pribadi yang tekun dan bersemangat dalam menuntut ilmu agama.
Pendidikan beliau dimulai di Madrasah Ibtidaiyah (SR/MI) Matholibul Huda Mlonggo. Beliau saat MI juga mondok di desanya sendiri, yaitu pondok pesantren Darul Musyawarah, desa Karangganggondang, yang di dirikan oleh K. Sobirin. Sejak beliau kecil, beliau memang sangat giat mendalami ilmu agama maupun duniawi. Beliau bercita-cita untuk mengabdi kepada masyarakat dan menjadikan desa Karangganggondang semakin maju.
Kemudian setelah lulus MI/SR Beliau akhirnya memutuskan untuk menuntut ilmu di Balekambang, yang notabenya di jaman dulu aksesnya sangat jauh dan sulit untuk di jangkau, namun itu tidak mematahkan semangat beliau dalam berjuang menuntut ilmu.
Pada saat MTS sampai MA beliau melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Raudhatul Mubtadi’in Balekambang, Jepara, yang di asuh oleh Romo KH. Abdullah Khadiq. Pahit manis dalam proses telah beliau lalui tanpa mengeluh. Betapa gigih dan bersemangatnya beliau dalam menuntut ilmu dan ber angan-angan mendirikan beberapa yayasan dan jama’ah yang bermanfaat di masyarakat nantinya. Dengan penuh kesabaran dan ketekunan, beliau memperoleh ilmu dengan sanad keilmuan yang akan di bawa pulang ke kampung halamannya.
Setelah menuntut ilmu di Balekambang, beliau kembali di desanya dan berjuang membangun yayasan pendidikan di desa Karangganggondang, beliau juga mengabdi dan meneruskan/mengembangkan beberapa jama’ah di dalam desanya tersebut.
Disinilah awal beliau menjadikan desanya hidup lebih maju lagi. Pada tahun 1966 beliau mendirikan lembaga pendidikan TK TA Karanggondang RT 02/RW 02, bersama teman seperjuangan yaitu Mbah Musnadi, Mbah Sariadi, Mbah Khasbullah, Mbah Madnur. Beliau saat itu juga menjadi bendahara di yayasan MI Darul Huda 01 Karanggondang.
Dua tahun kemudian (1968) beliau mendirikan lembaga pendidikan yang ke dua, bersama teman-teman seperjuangan, yaitu MI Darul Huda 02 Karanggondang RT 03/RW 02, sekaligus menjadi pendiri dan pengurus yayasan tersebut.
Pada tahun 1970an, beliau meneruskan menjadi ketua, mengelola jama’ah tahlil dan manaqib yang masih berjalan sampai saat ini.
Pada tahun 1980-2000an beliau juga menjadi pengurus masjid Baiturrahman Karanggondang. Pada tahun 2000an beliau juga mendirikan Maulid jama’ah setelah sholat subuh, di musolah yang di dirikan beliau dan masih berjalan sampai saat ini.
Pada tahun 2005 Mbah Sudarso mendirikan jama’ah manaqib putri dan masih berjalan sampai saat ini. Tidak hanya di desanya, beliau juga berdakwah ke berbagai daerah dan menghadiri undangan di pengajian/kajian-kajian.
Tahun 2020 fisik beliau sudah tidak mendukung untuk berdakwah ke berbagai daerah/tempat, dan di lanjutkan oleh para jama’ah yang saat ini mengelola/melanjutkan perjuangan beliau, namun ingatan, pandangan, dan pendengaran beliau masih sangat kuat, sampai saat ini beliau masih sehat wal’afiat dan sering di kunjungi oleh para jama’ahnya untuk berbagi ilmu ataupun meminta barokah dari beliau.
Beliau adalah sosok yang sederhana, beliau berpesan, kunci keberhasilan dalam perjuangannya yaitu Jangan susah bila di cela, Jangan bangga bila di sanjung, semua perjuangan di jalani dengan ikhlas, sabar, meski dalam kondisi yang serba terbatas, semua urusan kita serahkan dan selalu libatkan Allah SWT. (Zaina Zahwa Z.)