Antara Kenang dan Kepayang
Karya: Tarrisa Rahmi
Aku yang diuji saat semi
Dikasihani saat kemarau
Patah karena badai
Dan tertimbun saat salju
Akulah ranting itu
Puisi adalah kita
Bersama kata, kita mampu berprasangka
Masalah rasa, dunia kala dan segalanya
Seringkali kita memutar otak
demi harga sebuah lega
curahan yang tertuang panjang
akan mampu kita kenang
disuatu malam bergemintang
entah erat tangan ini masih terpegang
atau mungkin malah renggang
Pati, Desember 2019
Semenandung Rindu
Karya: Viarsti Setiani
Hujan adalah sebuah simbol dari rasaku
Ia jatuh menetes, dengan sebuah ritma yang indah
Tik, tik perahan tanah basah olehnya beradu bunyi dengan angin,
Gemuruh badaipunkian menggelitiki nadi,
Sanggupkah awan menahan rindunya, atau akan ia akan pulang dengan sebuah tetesan air kerinduan?
Berbisik pada Buana
Andai langit punya telinga
Aku ingin berbisik pada awan
Seperti hujan yang berbicara pada tanah
Andai matahari punya tangan
Aku ingin menjamah apinya
Layaknya kumbang yang hinggap pada sebuah bunga
Andai saja…..
Setengah hati ikan asin
Oleh : Maulana Irsyad
Tuhan ….
Aku tau atas kehendakmu aku mempunyai ini semua.
Satu ikan asin dan sekepal nasi bungkus.
Tercampur menjadi satu makanan yang penuh cinta.
Tuhan…..
Aku akan terus menunggu kapan langitku menjadi cerah.
Menanti lagi, kapan hitamku jadi lazuardi.
Aku kadang terperangkap dalam cepatnya dunia.
Tapi aku banyak pula menyaksikan manusia yang tak punya arah.
Tuhan sekarang aku sangat bersyukur atas nikmat yang kau berikan.
Karena setengah dari ikan asin ini ku berikan kepada kucing-kucing jalanan yang berebut makan.
Yang kadang kepura-puraan mereka dengan kaleng kecil kosong yang mereka tenteng setiap hari.
Menjadikan ku berfikir atas rasa manusiawi.
Setengah ikan asin jadi santapan cintaku hari ini.
Semoga tuhan memenuhi kehidupan aku dan kucing kucing lainya dengan kasih.
Kuproy-03-feb-21
SECAWAN RINDU PADA SANG MURABBI
Karya: Muhammad Wahyudi
Kabut hitam terkatup membisu
Hingga berubah menjadi kelabu
Tuk menembus seberkas rindu
Yang telah lama kian bersemayam dalam kalbu
Setetes kerinduan yang suci
Palawa didalam atma
Pair jantungku tak sejalan dengan hembusan
Menahan rasa rindu pada sang murabbi
Rindu yang tersimpan dalam kalbu
Beriring berarak membawakan padidaku dalam hembusamn sarayu
Hingga tiba dan bersujud dihadapan-Mu
Memberikan cawan rinduku akanmu
Jepara, 10 Januari 2021
SAJAK SYUKUR
Sajak ini….
Tentang Gadis bersepatu merah
Berjalan diatas butiran pasir
Menatap langit dengan sedikit goresan warna jingga
Tatapan sendu penuh makna
Tatapan yang sulit tuk dibaca
Kepingan huruf ia kumpulkan Lalu ia satukan
Dari banyaknya huruf hanya menjadi satu kata
“GELAP”
Sajak ini…..
Tantang gadis bersepatu merah
Yang duduk diatas ranjang kayu miliknya
Mendongakkan kepala menatap langit-langit kamarnya
Semua sama…
Kepingan huruf ia kumpulkan lalau ia satukan
Namun tetap menjadi satu kata
“GELAP”
Hujan turun dengan deras dikeningnya
Raut wajah takut bak diterka singa
Gadis itu membuka mata lalu berkata
“Alhamdulilah aku masih bisa melihat indahnya dunia.”
RINDU SENJA
Karya : Alif Ceking
Apa kabar senja sekarang
Ya, senja kini terasa asing karena sekian lama
tak pernah berjumpa
dan hari ini aku kembali, tapi sayang senja hari ini murung
tanpa ada tanda akan membaik
Tenang, senja pasti akan kembali walaupun entah kapan
Kapan ??? hari kelabu semenjak awan hitam
Menghiasi sore tempat dia datang
Tak tau entah kapan, tapi senja sudah berjanji
Pasti dia akan kembali
Tapi janji terkadang tinggal janji
Tenang, janji senja tak seperti janji buaya
Senja pasti akan kembali dan kehadirannya pasti akan selalu dinanti
RATAPAN NEGERIKU
Karya : Virasti
Ibu pertiwi meratap
Memandang negerinya yang senyap
Ibu pertiwi menangis
Memandang Indonesia yang kian kritis
Sirine ambulan bersahutan
Sembunyikan tawa dibalik ketakutan
Berita kematian disana sini
Menjadi hantu yang menakuti
Diujung sana
Suara tangis terdengar pecah dalam duka
Terbujur mati orang tercinta
Dihunus kejam virus corona
Sementara disudut lain
Tangis anak meratap kelaparan
Pekerja diliburkan
Ribuan kepala hidup tanpa kepastian
Sampai kapan ini berakhir
Sedang derita mengalir seperti air
Masa depan bangsa menjadi korban
Sekolah ditutup membunuh pendidikan
Indonesia sedang berkabung
Republik ini dipayungi mendung
Entah sampai kapan semua akan usai
Biar kami kembali mengukir mimpi
Pada Tuhan sang penguasa jagad
Bebaskan negaraku dari sakit yang menjerat
Biarkan kamu kembali khusyuk beribadah
Mengagungkanmu kembali dimasjid berjamaah
Bangsri, 10 Juli 2021
Negeri Vaksinasi
Karya: Virasti
Ooh negeri bearapa banyak pahlawan yang terbekati
Oleh makhluk mungilmu yang suci
Banyak orang menghindar, jaga jarak takut tertulari
Apa yg menjadi keresahan hati
Ternyata sakit ini sakit sekali
Vaksinasi birokrasi mangan trasi
Banyak job buat mangsa kini
Sarapan roti buat mereka dengan hati2
Taku kalang kabut jadi senioriti
Oooh negeriku vaksinasi
Negeri sterilisasi otomatis bikin janji
Hacker jagoan bikin aksi
Nyatanya vaksinansi impotensi
Berbahankan aturan keamanan jadi pondasi
Oooh negeriku sayang negeri yang berseri
Kini engkau sedang diuji
Dari secuil dzarroh makhlukmu yang suci
Agar selalu mendekat pada sang ilahi robbi
Pintaku makhluk mungilmu kembali pergi
Menjadi ibrah manusia insani
Semungil suci tanpa alibi
Tanpa berdasi
Tanpa opini
Patuh dengan ilahi
Mengabarkan misi visi
Agar kau sadar diri
Ingat wahai yang bertahtakan profesi
Hidupmu disini takkan kekal abadi
Krlak akan kembali
Dalam dekapan ilangi
Di dalam sanubari
Menyelami butiran2 abadi
Ooh itukah kawan yang dinamakan setitik cobaan mobilisasi.
Buka jendela buka cakrawala surgawi
Menanti menyapamu dalam pelukan sujud syauqi
Jiwa Tak Berpenghuni
Karya: muhrizalfirdaus
Pijar lampu kota di malam hari
Di lengang jalanan kota yang basah terguyur hujan
Ada singgasana yang tak berpenghuni
Merindu pada kata-kata sunyi
Pada bias lampu yang berkilat
Pada merdu suara rintik yang jatuh
Ada jiwa yang menanti pada kelembutan awan hati
Berteduh pada dinginnya uap malam
Genang air yang menghapus jejak sementara telapak kaki
Menabur benih-benih kedamaian
Bagi jiwa-jiwa kosong yang tak berpenghuni
Tolong Pinjami Aku Namamu
Karya : Zahrotul Mila
Boleh aku meminta izin?
Meminjam namamu sebentar saja
Namun setiap hari, di usai salatku
Boleh aku meminta izin?
Melangitkan namamu, mengukir namamu
Tolong!!! Pinjami aku namamu
Kau marah? Aku tak peduli
Akan kurayu Tuhan
Kutitipkan namamu kepadaNya
Agar kelak, kau adalah hati tempatku berlabuh
Menyambar pahala di setiap detiknya
Tolong!!! Pinjami aku namamu
Sebagai tema dalam dzikir malamku
Sebagai judul dalam harapan hidupku
Melukis doa dalam ribuan hajatku
Hanya nama, tolong!!!
Tolong pinjami aku namamu
Tuk mengisi iman dalam label halal kelak dimasa depan
Agar Tuhan selalu kabulkan
Kau dan aku adalah kekasih surga
ANTARA RINDU DAN PENANTIAN
Bait ini, tentang mentari yang meyapa di pagi hari
Terukir wajah dilangit sana, Sosok tampan nan mempesona
Kursi kosong dipojok taman, Menanti sang tuan datang
Bait ini, tertulis dengan sendirinya, Mengikuti kata hati sang perasa
Yang tak seorangpun mengetahuinya, Entah ini tulus atau bualan semata
Merpati putih bersenandung ria
Menikmati kekosongan suasana
Gemricik air dan suara kupu yang menghisap Nektar
terdengar begitu kerasnya
Namun kenapa sunyi tetap melanda??
Aku terpaku dalam rasa yang tak terarah,
Tersesat dalam jalan yang gelap gulita
Entah dimana diriku sekarang
Bait ini tak ada hentinya
Seperti sebuah Rindu yang tak kunjung reda