Fokuspers.com – Abdurrohim, seorang warga Kabupaten Jepara, lahir di Jepara pada tanggal 2 Agustus 1971. Beliau dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya. Saat ini, Abdurrohim menetap di RT 06 RW 02, Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.
Abdurrohim adalah figur yang dikenal luas sebagai guru madrasah, tokoh agama, dan pemimpin masyarakat di lingkungannya. Lahir dan dibesarkan di tengah suasana pedesaan Jepara yang kental dengan nilai-nilai religius, Abdurrohim tumbuh sebagai pribadi yang sederhana namun memiliki semangat tinggi dalam hal pengabdian kepada masyarakat dan agama.
Masa kecil Abdurrohim dihabiskan di desa Bawu, sebuah desa yang masih kental dengan suasana kekeluargaan dan tradisi keislaman. Ia mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Bawu, kemudian melanjutkan ke MTsN Bawu. Namun, karena keterbatasan ekonomi dan kondisi keluarga, pendidikan formalnya sempat terhenti. Meskipun demikian, ia tidak berhenti menuntut ilmu.
Keputusan besar diambilnya saat ia memilih untuk mondok di Pondok Pesantren Al-Hikmah, sebuah lembaga pendidikan agama yang kemudian menjadi tempat pembentukan karakter, spiritualitas, dan wawasan keislamannya. Di pesantren ini, Abdurrohim belajar tidak hanya ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai kemandirian, ketekunan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Setelah menikah dan membina rumah tangga, semangat belajarnya tidak padam. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingkat SLTA melalui program paket C, menegaskan bahwa pendidikan adalah hak dan kewajiban seumur hidup, terlepas dari usia dan kondisi sosial.
Tahun 1996 menjadi babak penting dalam hidup Abdurrohim, saat ia memulai langkah pengabdiannya di dunia pendidikan sebagai guru di Madrasah Al-Islam Bawu Gareng, yang terletak di RT 35 RW 02. Dengan semangat yang tulus dan tekad yang kuat, ia mengajar tanpa pamrih, menanamkan ilmu dan nilai-nilai akhlak kepada para santri dengan penuh kesabaran. Kehadirannya bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan yang dihormati oleh para wali murid dan masyarakat sekitar.
Dedikasinya yang konsisten menjadikannya sosok sentral dalam membina generasi muda, tak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan spiritualitas. Selama hampir tiga dekade, Abdurrohim terus menjalani peran mulia ini dengan komitmen yang tak luntur, membuktikan bahwa pendidikan adalah ladang pengabdian jangka panjang yang memberi dampak luas bagi masa depan umat dan bangsa.
Selain sebagai pendidik, Abdurrohim juga aktif dalam organisasi keagamaan. Ia bergabung dengan Rijalul Ansor Pekalongan, lalu naik menjadi pengurus Rijalul Ansor tingkat PAC. Kepemimpinan dan pengaruhnya di masyarakat membuatnya dipercaya sebagai Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Ranting Pekalongan untuk periode 2019–2024, serta dipercaya pula sebagai anggota Suriyah NU, lembaga tertinggi dalam struktur organisasi NU di tingkat ranting.
Tak berhenti di situ, pada tahun 2025, masyarakat RT 06 memilihnya sebagai Ketua RT periode 2025–2030. Amanah ini kembali menunjukkan betapa besar kepercayaan masyarakat terhadap integritas, komitmen, dan rekam jejak kepemimpinannya.
Kisah hidup Abdurrohim adalah potret nyata dari seorang santri yang terus berproses, mendidik, dan memimpin. Ia adalah simbol dari keteguhan dalam menempuh jalan dakwah dan pendidikan, walau dengan segala keterbatasan dan rintangan. Ketekunannya dalam belajar, ketulusannya dalam mengajar, dan keteguhannya dalam mengabdi menjadi inspirasi bagi banyak generasi di desanya.
Dari kisah beliau, kita belajar bahwa pendidikan dan pengabdian bukanlah tentang siapa yang paling tinggi gelarnya atau paling banyak hartanya, melainkan tentang siapa yang paling ikhlas dan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat.
Muhammad Syafi’ul Khoir
Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Komunikasi dan Desain