Sempat Sukses Jualan Bubur Kini Yanto Harus Menelan Pil Pahit Berjualan Cilok

Ekonomi, Kuliner153 Dilihat
banner 468x60

Jepara, Fokuspress.com–  Beberapa orang sedang menikmati cilok di Jalan Kecapi No.2, Ngesong, Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Selain dinikmati secara langsung, sebagian juga membungkus ciloknya untuk dibawa pulang.

Sebelum berjualan cilok, Yanto pernah berjualan bubur di Jakarta selama kurang lebih 20 tahunan. Lantaran pada saat itu, ia terkena penggusuran wilayah, akhirnya dengan berat hati dirinya harus menutup lapak buburnya itu dan kembali ke kampung halamannya.

banner 336x280

Perjuangannya tak cukup sampai di situ, dirinya masih mencoba peruntungan dari berjualan bubur sebelumnya. Karena, usaha bubur sebelumnya terbilang cukup sukses. Akan tetapi dirinya tidak seberuntung saat berjualan di Jakarta, dan mengalami kebangkrutan. Alhasil dirinya harus menutup kembali lapak bubur yang baru saja ia rintis itu.

“Berjualan cilok baru 2 tahunan ini, dapat info di Jepara ada lowongan kerja jualan cilok kemudian saya langsung pergi ke Jepara,” ujar Yanto, Selasa, (21/05/2024).

Menurut Yanto, cilok miliknya memiliki perbedaan dari segi isinya. Cilok yang dijualnya itu memiliki berbagai macam isian seperti isi abon, isi ayam, isi telur dan isi sosis. Berbeda dengan cilok pada umumnya yang rata-rata hanya menjual isian ayam saja.

Harga yang di banderolnya juga sangat murah mulai dari Rp500 – Rp1000 rupiah per butirnya. Cilok miliknya itu dapat dinikmati mulai pukul 09:00-21:00.

“Setiap harinya membawa kurang lebih 700 an butir cilok campur, sehari paling sisa 100 an butir, masih lumayan banyak,” tutur pria berumur 50 tahun tersebut.

Ia mengaku, Penghasilan sehari-hari yang ia dapatkan hanya sebesar 30% dari total penjualan ciloknya dalam waktu sehari. Karena, dirinya masih menerapkan sistem bagi hasil 70% pemodal dan 30% penjual.

“Pendapatan harian hanya berkisar Rp 60-100 ribu, tergantung jualannya mas. Kalau pas laris ya hasilnya lumayan tapi kalo pas sepi ya tidak sebanding dengan tenaga dan waktunya,” pungkasnya.

Dibandingkan tahun lalu dengan tahun sekarang, penjualannya dinilai belum stabil. Menurutnya, pada tahun lalu dirinya dalam sehari mampu mendapatkan uang Rp 80 ribu akan tetapi, pada tahun ini penjualannya masih naik-turun belum jelas (Iza)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *