Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun: Teladan Kasih dan Dedikasi Pesantren

Kolom44 Dilihat
banner 468x60

Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun, yang lahir pada tanggal 10 Februari 1966 di Jepara, adalah sosok perempuan luar biasa yang memberikan warna istimewa dalam dunia pesantren. Sebagai seorang tokoh yang dihormati, beliau tidak hanya dikenal sebagai istri dari KH. Muhammad Romli, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin di Ngasem, Batealit, Jepara, tetapi juga sebagai figur yang menjadi teladan dalam kelembutan hati, keramahan, dan dedikasi yang tulus.

Sejak masa mudanya, Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun menunjukkan karakter yang kuat sebagai seorang wanita yang penuh kasih dan semangat dalam berkontribusi terhadap pendidikan agama. Kehidupan beliau semakin bermakna setelah menikah dengan KH. Muhammad Romli pada 27 Dzulhijjah 1406 H, yang bertepatan dengan tahun 1986 M. Pernikahan mereka diliputi keberkahan, dan mereka dikaruniai empat orang anak: Ning Fatimatuz Zahro (anak pertama, perempuan), Gus Fadlullah (anak kedua, laki-laki), Gus Zam (anak ketiga, laki-laki), dan Ning Iqlima (anak keempat, perempuan).

banner 336x280

Namun, perjalanan hidup keluarga ini tidak terlepas dari ujian berat. Kedua putra mereka, Gus Fadlullah dan Gus Zam, meninggal dunia ketika masih kecil. Kehilangan ini tentu membawa duka mendalam bagi keluarga, tetapi Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun menghadapi cobaan ini dengan keteguhan hati yang luar biasa. Beliau tetap menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada kedua putrinya, Ning Fatimatuz Zahro dan Ning Iqlima, sambil terus menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan.

Sebagai seorang istri, ibu, dan figur sentral di Pondok Pesantren Al-Amin, Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun memainkan peran yang sangat penting. Beliau tidak hanya mendampingi suaminya dalam menjalankan tanggung jawab kepengasuhan pesantren, tetapi juga menjadi ibu bagi para santri, khususnya santri putri. Sikapnya yang ramah, rendah hati, dan penuh perhatian membuatnya sangat dicintai oleh semua kalangan, baik keluarga, santri, maupun masyarakat sekitar.

Keseharian beliau dipenuhi dengan aktivitas yang mencerminkan dedikasi tinggi terhadap pendidikan agama dan pembinaan karakter. Beliau adalah sosok yang tidak pernah lelah memberikan nasihat, bimbingan, dan kasih sayang kepada para santri. Dengan kesederhanaan dan keteladanan yang beliau tunjukkan, suasana pesantren menjadi tempat yang nyaman bagi para santri untuk menimba ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu kehidupan.

Selain perannya di pesantren, Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun juga aktif mendukung berbagai kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pengembangan nilai-nilai Islami. Beliau sering menjadi tempat curhat bagi para santri dan masyarakat sekitar, yang merasa nyaman berbicara dengannya karena sifatnya yang lemah lembut dan penuh pengertian. Dalam setiap interaksinya, beliau selalu mengutamakan sikap sopan santun dan keramahan, menjadikannya figur yang sangat dihormati dan disayangi.

Keberadaan beliau di Pondok Pesantren Al-Amin tidak hanya memberikan dampak pada kehidupan para santri, tetapi juga menginspirasi banyak orang, terutama kaum perempuan, untuk terus memperjuangkan pendidikan agama dan menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah masyarakat. Beliau meyakini bahwa pendidikan tidak hanya tentang mentransfer ilmu, tetapi juga tentang membentuk karakter mulia yang akan menjadi bekal di dunia dan akhirat.

Namun, pada tanggal 8 November 2023, Ibu Nyai Hj. Siti Zumrotun mengembuskan napas terakhirnya di usia 57 tahun. Kepergian beliau menjadi kehilangan besar, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh santri dan masyarakat sekitar pesantren. Duka mendalam dirasakan oleh semua yang mengenalnya, karena beliau adalah sosok yang meninggalkan jejak kasih sayang, keikhlasan, dan dedikasi yang tak tergantikan.

Meskipun beliau telah tiada, warisan nilai-nilai yang beliau tanamkan tetap hidup di hati semua orang yang pernah bersinggungan dengannya. Kasih sayang, keteladanan, dan keikhlasannya menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus melanjutkan perjuangan beliau dalam mendidik dan membina generasi muda.

Semoga segala amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, diberi tempat terbaik di surga-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan untuk melanjutkan cita-cita beliau. Al-Fatihah.

 

Oleh: Ahmad Husaein (Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Unisnu Jepara)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *