KH. Zainal Arifin atau yang lebih dikenal dengan mbah haji Arifin, Ia lahir di Damarjati, Kalinyamatan. Beliau merupakan putra dari Kyai Kasmo Kasmani dan cucu Wongso Umar, yang kemudian memperistri Ibu Hajjah Khodijah.
Beliau aktif mengayomi dan membina para mualaf dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, menjadikannya sebagai sosok ulama inspiratif yang dihormati dan dicintai oleh masyarakat. Ia secara konsisten memberikan bimbingan keagamaan, mendukung proses spiritual para mualaf, dan mendorong mereka untuk terus memperdalam pemahaman terhadap ajaran Islam.
KH. Zainal Arifin meninggal pada tahun 2022, mewariskan Madrasah Diniyah bernama Madin Al-arifin di desa sinanggul Mlonggo.
Dalam perjalanannya sebagai ulama yang berdedikasi di bidang dakwah Islam, pandangan beliau terhadap isu-isu agama selalu berpusat pada pengayoman dan pembinaan bagi para mu’alaf.
Beliau menaruh perhatian besar pada mereka yang baru masuk Islam, khususnya di wilayah Bondo Karang Gondang dan sekitarnya. Dengan penuh kasih, beliau memastikan para mu’alaf ini merasa diterima dan dibimbing dalam menjalani kehidupan baru mereka sesuai ajaran Islam.
Sebagai tokoh yang aktif dalam komunitas dakwah, beliau memegang peran utama dalam menyebarkan ajaran Islam melalui berbagai jamiah yang terkait dengan Nahdlatul Ulama.
Perannya sangat signifikan di Kecamatan Mlonggo, di mana beliau secara konsisten menyampaikan pesan-pesan dakwah dan memperkuat iman komunitas Muslim di daerah tersebut. Melalui upaya ini, beliau telah membantu memperkuat jaringan dakwah yang solid di kawasan tersebut.
Salah satu prestasi yang paling membanggakan bagi beliau adalah kemajuan yang dicapai dalam bidang pendidikan, khususnya di Madrasah Diniyah di Kecamatan Mlonggo dan Pakis Aji
Beliau berperan penting dalam memajukan pendidikan Ma’arif, yang tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan tetapi juga memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk tumbuh dengan nilai-nilai Islam yang kuat.
Inspirasi terbesar beliau berasal dari guru-gurunya, Mbah Ibnu Sahil dan Kiai Nawawi. yang memberikan pengaruh mendalam dalam pembentukan karakter dan pandangan keagamaannya. Melalui bimbingan mereka, beliau mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang Islam dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kegiatan dakwahnya.
Pesan penting yang selalu beliau sampaikan di komunitas adalah pentingnya menjaga kerukunan dan mengayomi para mu’alaf. Beliau menekankan bahwa menjaga persatuan dan kasih sayang antar sesama Muslim adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Selain itu, beliau juga sangat peduli terhadap santunan bagi fakir miskin dan anak yatim, menunjukkan kepedulian yang besar terhadap kesejahteraan sosial.
Tantangan terbesar yang pernah beliau hadapi adalah konflik keluarga dari mu’alaf yang berasal dari latar belakang non-Muslim. Menghadapi perbedaan ini, beliau selalu berusaha mencari jalan tengah dan memberikan bimbingan yang penuh hikmah, agar proses integrasi ke dalam komunitas Muslim dapat berjalan dengan baik dan damai.
Beliau memiliki harapan besar untuk generasi muda agar lebih giat dalam mencari ilmu, terutama dalam bidang keagamaan. Menurutnya, pendidikan keagamaan dan pengembangan akhlakul karimah sangat penting untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang mulia dan ruhiah Islamiah yang kuat.
Oleh: Cholid Ma’sum (Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Unisnu Jepara, Pimpinan Redaksi LPM Fokus 2024/2025)