Jepara, Fokuspress.com – Rektor Unisnu Jepara Profesor Abdul Djamil di hadapan peserta Madrasah Dakwah memberikan apresiasi atas komitmen Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara dalam mencetak mubaligh yang berkualitas. Beliau menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi para mubaligh untuk dapat menjangkau lebih banyak umat dan menyampaikan pesan Islam secara efektif di era digital.
Hal itu disampaikan Profesor Abdul Djamil pada Madrasah Dakwah PCNU Jepara pertemuan ketiga yang di gelar di Gedung Ma’arif NU Jepara, Ahad (24/11/2024). Dalam kesempatan tersebut Profesor Abdul Jamil menegaskan pentingnya teknologi dalam melakukan dakwah bilisanil maqal atau yang disebut dengan dakwah cermah maupun bilisal hal atau dakwah dengan tulisan di media cetak maupun elektronik.
“Dakwah dengan sistem konvensional di era modern saat ini menjadi metode kurang tepat untuk digunakan, terutama pada kalangan milenial yang memiliki karakteristik akan tingginya pemahaman terhadap teknologi, Kalau mau maju harus melakukan perubahan karena dunia sudah berubah,” ujarnya Profesor Abdul Djamil Rektor Unisnu Jepara.
“Di sisi lain, dakwah konvensional tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat. Interaksi langsung dengan pendakwah, kesempatan untuk bertanya, serta suasana yang kondusif untuk berdiskusi menjadi daya tarik tersendiri,” imbuhnya.
Dalam paparanya, Profesor Abdul Jamil menyampaikan dua hal yang harus dipahami oleh seorang mubaligh. Yang Pertama seorang mubalig harus memahami unsur-unsur yakni da’I, mad’u, materi dakwah, media dakwah, metode dakwah, dan efek dakwah.
“Sebagai seorang mubaligh tidak hanya menyampaikan materi dakwah kepada masyarakat, tetapi materi dakwah sebaiknya dikemas menarik, sehingga informasi yang diterima masyarakat bisa diterima dengan yang mudah dan menyenangkan. Contoh dengan menggunakan metode bercerita, sholawatan, tetapi kualitas materi tidak boleh dikaburkan,” tuturnya.
Kedua, seorang mubaligh harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang siapa audiensnya. Pesan dakwah perlu disesuaikan dengan latar belakang dan kebutuhan masing-masing kelompok, baik lintas agama, atau kelompok yang belum mengenal agama.
“Seorang mubaligh yang memahami audiensnya akan menyampaikan materi yang relevan, misalnya materi ekonomi. Untuk itu, mubaligh NU perlu memiliki pemahaman yang luas tentang ekonomi, budaya, dan politik. Madrasah Dakwah PCNU hadir untuk membekali mubaligh dengan kemampuan yang komprehensif di berbagai bidang,” ungkap Profesor Abdul Djamil.
Pada pertemuan ketiga dari delapan kali rangkaian Madrasah Dakwah PCNU Jepara, telah menghadirkan para pakar di bidang masing-masing. Prof. Abdul Djamil, Rektor Unisnu Jepara, memberikan paparan komprehensif mengenai Dakwah Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya. Disisi lain, Dr. Abdul Wahab membahas secara mendalam Metode Dakwah An-Nahdliyyah dan Mubhastsah al-Manahij al Tathbiqiyyah. Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh menyoroti pentingnya Aswaja, Moderasi, dan Dakwah An-Nahdliyyah. Adapun Profesor Fathul Mufid dan M. Syariful Wa’I membahas aspek-aspek penting dalam Dakwah Kelembagaan dan Analisis Sosial terhadap Mad’u. (Mus/sur)