Jepara, Fokuspers.com-Malam yang magis tersaji di Unisnu Jepara dalam pentas produksi Teater Tuman ke-20 pada Sabtu (17/5/2025). Melalui naskah berjudul “Pramakarya” yang menggaungkan konflik ekologis ini berhasil menyita perhatian ratusan penonton dengan pertunjukan teater yang menyentuh dan penuh makna.
Tarissa Rahmi Ifada sebagai penulis naskah, mengungkapkan bahwa ide awal naskah Pramakarya tersebut dilatarbelakangi oleh keresahan pribadinya terhadap konflik-konflik ekologis yang terjadi.
“Naskah ini inspirasinya dari konflik-konflik ekologis yang terjadi disekitar kita,” ujar Tarissa.
Tarissa menegaskan bahwa naskah ini bersifat universal dan lifetime, yang mana tidak spesifik mengangkat konflik ekologis yang terjadi di suatu tempat serta sebagai pesan untuk merawat dan memperjuangkan bentuk-bentuk ketidakadilan yang ada di alam kita.
“Sebetulnya naskah ini bersifat universal dan lifetime, jadi tidak spesifik ini konfliknya ada di Jepara atau suatu tempat, tapi harapannya ini menjadi pesan untuk kita semua dalam memperjuangkan bentuk-bentuk ketidakadilan yang ada di alam kita,” tegasnya.
Afis Nur Mufida,yang didapuk sebagai Sutradara menyampaikan bahwa proses penggarapan pentas produksi “Paramakarya”, memakan waktu kurang lebih empat bulan.
“Kita mulai produksi dari bulan Januari akhir, jadi kurang lebih memakan waktu empat bulan,” Ungkap Afis.
Ia menambahkan bahwa penggarapan naskah ini adalah proses imajinatif dengan memadukan teatrikal dan musikal, yang mana menjadi udara segar dan warna baru dalam Teater di Jepara.
“Tentu saja imajinatif dengan memadukan teatrikal dan musikal, jadi kita ingin sajian yang lebih asik dan memberikan suatu kebaruan didalamnya,” imbuhnya.
Afis juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya, karena merupakan pengalaman pertamanya didapuk sebagai sutradara.
“Ini menjadi pengalaman pertama yang sangat personal bagi saya, sangat bersyukur dan terima kasih kepada semua,” tutupnya.
1 komentar